Biografi Maraden Saur Halomoan Panggabean
Pagi sobat pembaca. Di hari yang cerah ini sangat tidak lengkap jika diwarnai dengan raut muka yang lesu. Nah, untuk melengkapi hari Anda yang cerah, kami panara.id datang di sini hanya untuk Anda. Di bawah ini sudah tersedia berbagai informasi mengenai Maraden Saur Halomoan Panggabean seagai 10 Panglima TNI Pertama yang Anda butuhkan. Hanya informasi menarik yang kami sediakan untuk Anda, bukan informasi abal-abal. Tidak percaya? Buktikan sendiri dengan menggeser halaman ini ke bawah, dan cari tahu.
Seorang tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan dalam Kabinet Pembangunan II serta Menteri Koordinator Politik dan Keamanan dalam Kabinet Pembangunan III, yaitu Maraden lahir pada tanggal 29 Juni 1922, di Hutatoruan sebuah kampung yang terletak di Lembah Silindung yang berjarak tujuh kilometer dari Tarutung ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara. Ayahnya bernama Marhusa, gelar Patuan Natoras dengan marganya adalah Panggabean dan ibunya bernama Katharina br Panjaitan.
Pendidikan dasarnya dimulai ketika ia berusia tujuh tahun ketika ia memasuki sekolah dasar bernama Sekolah Zending di Pansurnapitu. Tahun 1930 saat duduk di bangku kelas dua Sekolah Zending, ayahnya terpilih menjadi Kepala Negara Pansurnapitu kemudian keluarganya pindah dari Hutatoruan ke Banjarmahor. Kemudian ayahnya diterima di Schakelschool di Simarangki.
Sempat menyelesaikan Sekolah Pegawai Tinggi dan berketetapan menjadi seorang guru, Panggabean akhirnya lebih memilih memasuki sekolah militer. Pada masa kemerdekaan Indonesia 1945 - 1946, ia banyak terlibat aktif dalam pembentukan Tentara Keamanan Rakyat.
Maraden juga aktif dalam politik yaitu bergabung ke dalam oraganisasi Golongan Karya (Golkar) dan pernah menjadi anggota Dewan Pembina (1973), Ketua Dewan Pembina Golkar (1974-1978), dan Wakil Ketua Dewan Pembina/Ketua Presidium Harian Dewan Pembina Golkar (1979-1988) Di samping aktif di bidang politik kemiliteran, Panggabean juga banyak terlibat dalam bidang sosial masyarakat seperti Ketua Penasehat Lembaga Pemufakatan Adat dan Kebudayaan Batak (LPAKB) dan Pembina Yayasan Bina Bona Pasogit yang pendiriannya dilatarbelakangi penanggulangan bencana alam gempa di Tarutung.
Maraden Saur Halomoan Panggabean wafat dalam usia 78 tahun, bertepatan pada Minggu, 28 Mei 2000, pukul 18.50 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta setelah menjalani perawatan sekitar satu bulan akibat serangan stroke. Setelah disemayamkan di rumah kediaman Jalan Teuku Umar No 21, Jakarta Pusat dan dilangsungkan upacara adat Batak dan upacara gereja, jenazah Jendral bintang empat ini diserahkan kepada Pemerintah Indonesia untuk dimakamkan di TMP Kalibata dengan upacara militer. Maraden Panggabean meninggalkan seorang isteri, Meida Seimima Tambunan, dan empat orang anak.
Semoga artikel mengenai Maraden Saur Halomoan Panggabean ini bisa menginspirasi Anda. Seorang panglima TNI di Indonesia Apakah Anda ingin mengikuti langkahnya? Maka tidak perlu khawatir, karena Panara Course ada disni untuk Anda!