Kisah Raden Soekarno Djojonegoro Sang Kapolri Kedua Republik Indonesia
Selamat datang para pembaca. Kali ini Panara Course akan menghadirkan informasi mengenai 10 Kapolri Pertama di Indonesia. Sebelum lanjut, tengok juga NAMA-NAMA/ISTILAH JABATAN DI POLRI yang sudah kami siapkan untuk Anda!. Baik, Langsung saja simak artikel Kisah Raden Soekarno Djojonegoro mengenai Raden Soekarno Djojonegoro berikut ini!
Raden Soekarno Djojonegoro pria kelahiran Banjarnegara, Jawa Tengah, 15 Mei 1908. Pada 15 Desember 1959, Djojonegoro dilantik menjadi Kepala Kepolisian Negara menggantikan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo hingga 29 Desember 1963. Karier kepolisiannya dimulai pada 1928, setelah ia menamatkan pendidikannya di Osvia.
Berikut adalah jabatan yang pernah diduduki Raden Soekarno Djojonegoro:
1. Mantri Polisi Residen Jepara Rembang (1931)
2. Asisten Wedana Banyumas (1934)
3. Asisten Residen Lampung (1935)
4. Mantri Polisi Kedungwuni Pekalongan (1936)
5. Asisten Wedana Polisi Tegal(1941)
6. Kepala Seksi IV Polisi Kota Semarang (1942)
7. Kepala Polisi Salatiga (1943)
8. Kepala Polisi Istimewa Kota Semarang (1944)
9. Keibikatyo Kota Semarang (1944)
10. Kepala Polisi Kendal (1945)
11. Kepala Umum Kantor Besar Polisi Semarang (1945)
12. Kepala Polisi Karesidenan Pekalongan (Februari 1950)
13. Kepala Polisi Karesidenan Surabaya (Agustus 1950)
14. Kepala Kepolisian Provinsi Jawa Timur (Desember 1950)
15. Ajun Kepala Kepolisian Negara (November 1959).
Peristiwa yang terjadi semasa kepemimpinan Raden Soekarno Djojonegoro menjabat sebagai kapolri:
1. 1960 - Kepolisan Negara bergabung dalam ABRI
2. 1 Juli 1960 - empat janji prajurit kepolisian "Catur Prasetya"
3. April 1961 - Catur Prasetya resmi dijadikan pedoman kerja kepolisian RI selain Tribrata sebagai pedoman hidup
4. 1962 - Kepolisian Negara Republik Indonesia berubah nama menjadi Angkatan Kepolisian RI (AKRI)
Masa kepemimpinan kapolri ini ditandai dengan konflik Irian Barat dengan Belanda serta beberapa pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh PKI DI / TII / APRA, namun hal tersebut tidak menjadi masalah besar bagi beliau karena beliau selalu sigap dan tegas dalam menghadapi masalah. Kemudian Raden Soekarno Djojonegoro digantikan Ajun Komisaris Besar Polisi Soetjipto Danoekoesoemo pada 30 Desember 1963 Beliau wafat di RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, meninggalkan istrinya, R.A. Sukatinah dan lima orang anak. Sesuai permintaannya, jenazah Djojonegoro dimakamkan di makam khusus untuk keluarga Djojonagoro, "Kuwondo Giri" di Banjarnegara, Semoga keteladanan beliau menjadi contoh bagi kita semua amiin.
Itu tadi adalah artikel mengenai Kisah Raden Soekarno Djojonegoro Sang Kapolri Kedua Republik Indonesia yang semoga bermanfaat untuk Anda semua. Jangan lupa untuk mengunjungi website panara.id untuk mendapatkan informasi lain yang lebih menarik di duani Abdi Negara. Terima kasih telah membaca, sampai jumpa lain waktu!