Biografi Mochamad Sanoesi, Kapolri Kesepuluh Republik Indonesia
Masih membutuhkan informasi lebih terkait dengan 10 Panglima Pertama di Indoensia? Saat ini anda berada dalam website yang benar untuk mengetahui lebih banyak terkait hal tersebut. Panara Course adalah Website kami yang akan memberikan sedikit pengetahuan terkait dengan hal yang telah disebutkan di atas. Jangan ragu untuk membaca sampai akhir kalimat dalam artikel ini, karena anda akan tahu ketika anda sudah membaca hingga titik terakhir nanti. Menolak lupa untuk Mengingatkan untuk pembaca, silahkan baca artikel sebelumnya untuk informasi yang lebih luas NAMA-NAMA/ISTILAHJABATAN DI POLRI. Tanpa menunggu banyak kata dan kalimat lagi, mari kita simak artikel Kapolri kesepuluh Republik Indonesia berikut ini!
Jenderal Polisi (Purn) Mochamad Sanoesi lahir di Bogor, Jawa Barat, 15 Februari 1935. Sanoesi menjabat sebagai Kapolri sejak 7 Juni 1986 hingga 19 Februari 1991. Kapolri Mochamad Sanoesi mempunyai pandangan bahwa dalam menjalankan tugas, Polri harus mengoptimalkan seluruh potensi yang ada, baik yang dimilikinya sendiri maupun yang ada pada masyarakat.
Selain itu, seluruh potensi yang ada harus dinamis agar mampu mendukung tugas-tugas Polri. Berangkat dari itulah, Sanoesi sebagai Kapolri kemudian mencanangkan motto Optimasi dan Dinamisasi yang kemudian terkenal dengan istilah Opdin.
Dari pengalaman bertugas dikewilayahan dan dibidang pendidikan, Sanoesi melihat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Polri perlu ada penyempurnaan mekanisme dan sistem pendidikan Polri. Dia pun mengajukan wawasan bahwa dalam melaksanakan tugas-tugasnya Polri mutlak harus dilandasi dengan penggunaan ilmu dan teknologi.
Maka, lahirlah falsafah Vidya Satyatama Mitra, yang berarti, Pengetahuan adalah Sahabat Paling Setia. Agar wawasan itu terus diingat, kemudian dilekatkan pada Pataka Kobangdildat Polri berupa Sasanti Widya Satyatama Mitra.
Saat menjabat Askamtibmas Kasum ABRI, Sanoesi diperintahkan menyusun Strategi Pembinaan Kamtibmas jangka sedang (1984-1988). Naskah inilah yang kelak menjadi embrio dari penggelaran Strategi Opdin (Optimasi dan Dinamisasi) sewaktu Sanoesi menjabat Kapolri.
Strategi Opdin ini juga dimaksudkan sebagai benang merah kelanjutan dari kedua Strategi Kapolri sebelumnya, yaitu “Pola Dasar Pembenahan Polri” oleh Kapolri Jenderal Pol DR Awaloedin Djamin MPA, dan “Rencana Konsolidasi dan Fungsionalisasi (Rekonfu)” oleh Kapolri Jenderal Pol Anton Soedjarwo.
Semua itu didasarkan pada kesadarannya bahwa proses pembangunan Polri dan citranya dalam masyarakat bukanlah merupakan proses yang ditempuh secara terpenggal-penggal, melainkan merupakan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan dan konsisten.
Atas segenap pengabdiannya, antara lain Sanoesi menerima Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, dan Bintang Yudha Dharma Nararya. Sementara dari dunia internasional dia menerima Bintang Pratama Born (Thailand), Bintang Panglima Satya Mahkota (Malaysia), dan Comandeur de la Legian D’honneur.
Begitulah artikel Kapolri Kesepuluh Indonesia yang dapat kami berikan untuk Anda. Selain itu, kami Panara Course juga menyediakan Bimbel TNI/Polri yang berkualitas untuk Anda. Anda tidak perlu ragu lagi untuk menghubungi nomor yang tertera di bawah. Terima kasih dan jangan lupa untuk mengunjungi artikel yang lainnya. Sampai jumpa lagi!