Sejarah Hidup Jenderal TNI Moeldoko
Oh! Selamat datang, para pembaca! Bagaimana kabar Anda-Anda sekalian? Saya harap baik-baik saja, ya. Saya sendiri merasa luar biasa pada hari ini. Terutama dengan mampirnya Anda kemari di panara.id! Tempat dimana Anda bisa menemukan informasi terkini seputar Bimbel Polri dan TNI yang Anda sukai! Tapi sebelum itu, apa Anda tahu bahwa kami sudah pernah membahas tentang Biografi Singkat Laksamana Agus Suhartono sebelumnya? Nah, kali ini kami memberikan informasi yang tak kalah menarik, yaitu mengenai Kehidupan Jenderal TNI Moeldoko . Penasaran kan? Langsung saja kita teruskan.
Tentang Jenderal TNI Moeldoko
Jenderal TNI Moeldoko merupakan Panglima TNI yang memimpin dari 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015 dan berasal dari TNI Angkatan Darat. Moeldoko lahir pada 8 Juli 1957 di Kediri, Jawa Timur. Ia adalah anak bungsu dari 12 bersaudara buah pernikahan pasangan Moestaman dan Masfuah. Sebelum menjadi panglima, Moeldoko pernah menjabat sebagai kepala Staf TNI Angkatan Darat pada Mei hingga Agustus 2013 dan banyak jabatan lain di bidang kemiliteran. Saat ini, Moeldoko diangkat menjadi Kepala Staf Kepresidenan di era Jokowidodo. Maldoko merupakan alumnus terbaik Akabri 1981 dan meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa.
Pendidikan Moeldoko dimulai pada bangku sekolah dasar di SD N Juntok 1, Kediri kemudian di SMPP Jombang. Setelah menamatkan pendidikannya di AKABRI Magelang pada 1981, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia. Moeldoko juga meraih gelar doktor Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia.
Moeldoko dikenal sebagai sosok yang sangat berprestasi. Dari masa sekolah hingga menjalani karir militer ia memiliki banyak penghargaan dan tanda jasa. Tanda jasa yang diraihnya seperti Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satya Lencana Dharma Santala, Satya Lencana Kesetiaan XXIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan XIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan VIII tahun, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Wira Dharma, dan Satya Widya Sista.
Moeldoko sangat bersahaja ketika masa mudanya, ia sempat merasakan kehidupan prihatin sebelum menjadi sukses seperti sekarang. Moeldoko adalah anak dari seorang petani di desa sehingga sedari kecil ia berjuang dengan keterbatasan ekonominya untuk meriah cita-citanya. Kondisi ekonominya yang cukup terbatas tersebut membuatnya terpacu untuk bisa membanggakan sekaligus mengubah nasib kedua orang tuanya.
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Moeldoko berhasil menembus ketatnya persaingan taruna TNI dan berjaya hingga saat ini. Kesuksesan yang diperoleh Moeldoko tergolong tidak instan. Kehidupan sebelumnya benar-benar membuat Meoldoko tertempa dan semakin kuat. Sewaktu masih hidup bersama orang tua, untuk makan sehari-hari pun cukup susah karena penghasilan orang tuanya yang tidak menentu.
Moeldoko sering melakukan tirakat bahkan puasa Senin-Kamis sebagai sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Selain religius, Maldoko juga rajin dan cekatan sejak kecil. Sembari menjalankan tirakat, Moeldoko juga rutin membantu sang kakak mengangkat batu dan mengangkut pasir dari sungai. Sikap religius ini tidak hanya ia miliki ketika hidup susah. Sampai saat ini, Moeldoko semakin bersyukur sudah dilimpahi berkah yang berlipat ganda.
Semoga kita bisa Sejarah Hidup Jenderal TNI Moeldoko dan menjadikannya pelajaran untuk kita semua di kemudian hari. Selalu kunjungi Panara Course untuk mendapatkan informasi terbaik mengenai Abdi Negara ya! Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa lain waktu!